Saya menyukai prinsip analisa secara mendalam. Dikarenakan kenapa ?
Saya jadi lebih bisa menerapkan analogi saya terhadap sesuatu hal apapun. Baik itu dalam sebuah materi di kampus atau pun sebuah permasalahan yang sedang saya hadapi. Sangat jarang sekali orang tertarik dalam menganalisa suatu masalah secara mendalam dan sangat dalam sekali. Tetapi bagi saya, itu sesuatu hal yang sedang saya pelajari secara mendalam.
Sesuai yang telah saya dapatkan dari training motivation
yang telah saya ikuti beberapa bulan yang lalu, saya mendapatkan sebuah analogi baru dari si pembicara. Dia mengatakan kepada audience sebuah analogi katak.
Nah, permasalahannya adalah tidak semua orang langsung paham terhadap apa yang dibicarakan oleh si pembicara ini. Hanya saja, yang mereka tau adalah katak adalah seekor amphibi yang memiliki kebiasaan hidup di lingkungan yang lembab dan tinggal di gua-gua kecil. Lalu, tidak sampai disana, para audience ini bertanya-tanya kepada si pembicara. Apa hubungannya analogi katak dengan Training Motivation ini ?
Nah, jawaban yang sangat singkat padat dan jelas dilontarkan oleh pembicara ini kepada para audience yang bertanya tadi.
Dan, saya pun langsung terlebih dahulu memahami apa yang dipertanyakan tadi mengenai analogi katak.
Sebuah analisa saya menanggapi hal semacam ini memang cukup menguras pikiran saya. Apalagi saya hanya berkemampuan berpikir sebatas pemikiran anak usia belasan tahun. Okey, saya akan menjelaskan analisa saya mengenai analogi katak.
Sebuah pemahaman yang saya amati dari kebiasaan katak adalah katak tidak pernah memaksakan dirinya untuk melakukan hal yang sepertinya tidak akan bisa katak itu lakukan. Kebiasaan katak yang lain adalah melompat. Katak melompat untuk mencapai tempat yang diinginkan. Nah, dari sini daya mendapatkan analogi katak tersebut. Namun, sebelumnya memang saya pernah mendengar dan mendapatkan penjelasan secara eksklusif dari pembicara yang terkenal, seorang motivator yang populer yakni Mario Teguh dan juga pembicara dalam Training Motivator oleh Bapak Bambang. Saya melakukan kesimpulan berdasarkan atas penjelasan oleh orang yang memiliki pengakuan dalam bidang filosofi. Nah, kembali lagi ke analisis saya tentang analogi katak. Katak kalau kita perhatikan, dia akan melompat ke depan dengan beraninya, namun sbelumnya dia akan mundur tiga langkah terlebih dahulu untuk melompat lebih dari tiga kali lipat dari melangkah mundurnya dia. Jadi, katak akan mundur tiga langkah untuk melompat sejauh sepuluh langkah. Mungkin itulah analisis sebuah analogi kata dari saya ini.
Dan untuk penerapan analogi ini dalam sebuah kehidupan adalah sebagai penjelasan berikut ini.
Analogi katak saya katakan, mundur tiga langkah untuk melompat sejauh sepuluh langkah. Dalam hidup juga sama, kita tidak harus selalu memaksakan kehendak kita diluar kemampuan kita, yang hanya bisa kita lakukan adalah mengulurnya sejenak dan meraih kembali apa yang ingin kita dapatkan. Bisa dikatakan, dalam mendapatkan sesuatu, kita harus berkorban dulu baru mendapatkan apa yang kita inginkan.Dan disaat kita ingin menjadi orang yang hebat, kita tidak akan pernah langsung menjadi orang yang hebat. Tetapi kita akan terjatuh dulu baru menjadi orang yang hebat. Kembali pada analogi katak, dan coba kita terapkan bersama kepada peristiwa di atas. Coba perhatikan, ternyata tidak ada yang beda. Antara analogi dan peristiwa itu sama. Begitu juga manusia dalam hal mendapatkan sesuatu harus memberikan awalan yang memberikan ruang dan dengan kita melakukan hal itu akan membawa kita kepada sesuatu hal yang kita inginkan. Contoh sederhana saja, kita ingin punya Hand Phone yang harganya cukup lumayan, tetapi kita tidak punya uang. Lalu apakah kita akan bisa membelinya langsung ? Ya tentu tidak, kita harus nabung dulu baru dapat Hand Phone. Iya tidak ?
Ini merupakan sebuah artikel yang mudah-mudahan memberikan manfaat bagi para pembaca sekalian. Dan artikel ini tidak semata-mata merupakan artikel asal-asalan, tetapi artikel ini ditulis sesuai dengan apa yang saya dapatkan dari orang yang terpercaya dalam bidang yang berkaitan dengan isi artikel ini.