Masih dalam lingkungan yang sama dan masih pada suasana Fikom Uniga yang dipenuhi Mahasiswa yang bertalenta Eksklusif.
Bersinggungan dengan talenta, di Fikom Uniga terdapat seorang Mahasiswa yang tidak pernah tidur dari mencari sebuah keadilan dan selalu saja sigap dalam memenuhi suara-suara orang-orang yang tercuri keadilanya. Bukan seorang pendekar, bukan pula seorang anggota dewan apalagi pejabat tinggi. Ini hanyalah seorang
Mahasiswa yang peka akan fenomena yang syarat dengan hak asasi manusia. Terkadang orang-orang dalam kehidupan bermasyarakat selalu saja saling senggol menyenggol dan mengakibatkan kericuhan yang secara kasat mata memang tidak terlihat tetapi dalam batin seseorang pasti akan terasa. Berbicara tentang hal tersebut, Seorang Mahasiswa ini sangat peka. Adapun orang yang Haknya dilanggar maka Mahasiswa yang satu ini akan sigap dengan kekuatan batinnya untuk menyelesaikan suatu problematika yang dihadapi orang lain.
Bukan merupakan suatu hal yang mengada - ngada, tetapi ini benar sebuah Fakta. Tidak ada unsur fiktif dalam hal ini. Mahasiswa yang saya bicarakan ini memang benar-benar real. Dia selalu ada bersama kami di kelas, tentunya di Fikom Uniga dan jelasnya sekarang masih semester 2.
Langsung saja kita datangkan sesosok Pejuang Keadilan dari Fikom Uniga.
Tapi, saya akan membahas secara satu persatu, mulai dari menyebutkan Julukan si Pejuang Keadilan dari Fikom Uniga.
Julukan Si Pejuang Keadilan ini adalah Abah. Namun nama aslinya bukanlah Abah tentunya.
Julukan ini spesial diberikan kepada beliau karena banyak hal. Mulai dari keberadaan dia selalu dituakan, makanya dipanggil dan dijuluki abah. Bukan hanya itu, dari bentuk mukanya juga kan bermutu jadi dipanggil abah... sudah pada tau kan MuTu ? ya dalam kosakata baru bisa dikatakan Muka Tua... Hahahahahahaaa.... Terus... Abah - abah atau kakek kakek suka pakai skuter jadul, nah kebetulan si Pejuang Keadilan ini juga memiliki skuter yang suka dipakai sama abah-abah... jadi bertambah kuat nih julukan si Abah buat si Pejuang Keadilan dari Fikom Uniga. Seperti itulah kira-kira anak-anak di Fikom Uniga memanggil Pejuang keadilan ini.
Kembali ke kemampuannya, sudah banyak orang yang beliau tolong. Banyak sekali orang-orang yang telah diperjuangkan keadilannya oleh abah ini, bisa dikatakan orang-orang Garut yang kurang dalam mendapatkan rasa keadilan dalam kehidupan mereka.
Mengangkat satu peristiwa penting dari kejadian yang benar-benar nyata, Abah ini selalu berbuat keadilan yang mementingkan kebaikan bersama, kebaikan seluruh umat manusia terkhusus di Garut Kota dan sekitarnya. Peristiwa penting itu apa saja, mulai dari hal dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Garut yang memiliki pekerjaan yang pendapatannya kurang, memperjuangkan keadilan masyarakat yang tidak mampu dalam hal kesehatan. Ini bukan hasil rekayasa atau karangan saya saja. Masih banyak penyimpangan di wilayah kita, di Garut menyangkut keadilan jaminan kesehatan dan kesejahteraan rakyat Garut. Lalu orang yang memperjuangkan keadilan itu tiada lain dan tak bukan ialah Abah. Abah salah satu pejuang keadilan yang kini menimba ilmu di Fikom Uniga. Keberadaan dia di Fikom ini sangat meningkatkan rasa kebersatuan Mahasiswa yang ingin menjunjung tinggi keadilan. Bukan suatu kebetulan jika Bah ini memperjuangkan keadilan. Tentu ada kekuatan dibalik semua ini, Abah bukan orang yang bisa melakukan segala dengan sendiri, tetapi beliau dalam memperjuangkan keadil selalu ditemani oleh para pendukungnya. Abah ini mengikuti suatu organisasi yang merupakan organisasi yang terlahir dari sebuah pemikiran beberapa kelompok yang membaca keadaan rakyat sekitar yang Haknya diganggu dan diperlakukan selayaknya manusia yang tidak terlahir tanpa Hak. Dan dari sanalah organisasi Abah ini muncul, dari organisasi tersebutlah terlahir Si Pejuang Keadilan. Dan suatu kebetulan juga sekarang Si Pejuang Keadilan ini ada di Fikom Uniga, maka dari itu saya membuat tulisan artikel ini dengan judul Si Pejuang Keadilan dari Fikom Uniga.
Ada banyak orang yang ingin tau siapa dia sebenarnya. Bisa dikatakan dia atau beliau ini adalah titisan Ir. Soekarno. Dari segi berbicara dia mengcover gaya bahasa yang aksentuasinya bagaikan sebuah Pidato dari Presiden pertama kita, presiden pertama Indonesia. Mungkin orang lain kurang setuju apabila Abah ini dikatakan titisan Ir. Soekarno, tetapi hal ini hanyalah sebuah ungkapan saja. Dan andaikan saja, sesosok abah ini tersebar di seluruh pelosok negri ini yang memang dari keberadaan seorang pejuang keadilan akan membawakan keberuntungan dan membuat negara Indonesia ini menjadi negara yang ADIL. Ini bukan main-main. Orang-orang seperti Abah ini sangat diperlukan, terutama dalam perjuangannya menuntut keadilan, dan kenyataan Indonesia saat ini sangat haus akan keadilan maka tidaklah salah apabila sesosok abah ini tersebar di pelosok Negri ini.
"Abah bukanlah anggota dewan, Abah tentu bukanlah pejabat tertinggi, Abah hanyalah Mahasiswa, dan Abah ada saat keadilan mulai dipermainkan oleh orang yang memandang sebelah mata HAK Manusia."
"Abah tidak ingin menjadi anggota dewan, tetapi Abah ingin menyejahterakan rakyat. Abah tidak ingin menjadi pejabat tertinggi, tetapi Abah ingin meratakan keadilan di dalam negri."
"Abah hanya Mahasiswa yang peduli keadilan karena Abah adalah Manusia seperti orang lainnya yang memiliki keadilan dan hak yang harus didapatkan."
Abah, Si Pejuang Keadilan dari Fikom Uniga.
Nama dari Abah yang sebenarnya adalah Facrulroji Al-Fitri.
The King Speach from Garut City.